Kesalahan dalam Penulisan Surat Lamaran Kerja yang Harus Dihindari
Tentunya sudah menjadi pengetahuan umum, jika dalam melamar kerja, selain CV, kita juga harus menyertakan surat lamaran kerja. Sayangnya, surat lamaran kerja ini seperti dipandang sebelah mata oleh pelamar kerja, dan mereka lebih mementingkan CV. Akibatnya, masih ada beberapa kesalahan dalam menulis surat lamaran kerja, atau bahkan tidak menyertakannya sama sekali. Berikut ini adalah beberapa kesalahan dalam penulisan surat lamaran kerja yang harus dihindari.
1. Terlalu merendah
Ada beberapa orang yang merendah dalam surat lamarannya, sehingga dia menuliskan kalimat seperti “saya rasa…” Meski niatnya agar tidak terlihat sombong, namun kenyataannya menuliskan kalimat tersebut justru membuat kita terkesan ragu dengan kemampuan kita sendiri. Karena itulah, sebaiknya ganti “saya rasa…” dengan “saya percaya…” sehingga lebih meyakinkan, dan yang membaca surat lamarannya juga bisa menilai bahwa kita adalah orang yang percaya diri.
2. Terlalu percaya diri
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, jika terlalu merendah kita akan dianggap ragu dengan kemampuan kita, namun jika terlalu percaya diri pun kita akan dianggap sombong. Pihak HRD ternyata akan enggan merekrut orang yang terlalu percaya diri, karena dia tak punya dasar atas apa yang dia klaim mampu. Biasanya orang yang terlalu percaya diri akan menuliskan kata “sempurna” atau “ideal”, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Jadi, hindari menuliskan kedua kata tersebut.
3. Deskripsi yang kurang jelas
Selain kurang yakin dengan kemampuan sendiri, ada juga orang yang kurang bisa mendeskripsikan dirinya, sehingga dia pun main aman dengan menuliskan kata “baik” atau “bagus”. Contohnya, jika dia melamar di media, maka dia akan menuliskan bahwa dia adalah penulis yang baik, atau memiliki jiwa jurnalis yang bagus. Deskripsi yang seperti itu terbilang kurang jelas, apalagi jika tidak ada bukti nyatanya. Sebagai gantinya, kita bisa mengganti “baik” atau “bagus” dengan “ahli” atau “berpengalaman”. Lebih bagus lagi jika kita melampirkan bukti terkait pengalaman kita itu.
4. Bernada mengemis
Memang harus diakui, mencari pekerjaan pada zaman sekarang ini memang tak mudah, namun bukan berarti tak mungkin. Karena itulah, kita harus hindari menulis surat lamaran kerja namun dengan nada mengemis. Contohnya, kita menulis kisah perjuangan kita yang sulit dalam mencari pekerjaan. Pihak HRD tentu saja tak akan terpengaruh atau tersentuh dengan kisah seperti itu karena terkesan putus asa, dan justru mereka akan langsung mencoret nama kita.
5. Salah tulis
Mungkin poin terakhir ini menjadi kesalahan yang paling sering terjadi. Saat menulis surat lamaran kerja, pastikan dulu tak ada yang salah dalam penulisan atau pengejaan. Bila ada kesalahan dalam surat lamaran kerja, maka besar kemungkinan kita tak akan diterima di tempat kita melamar, karena dianggap kurang teliti. Selain itu juga pastikan tata bahasa yang kita gunakan sesuai dengan bahasa Indonesia formal, bukan bahasa gaul, atau bahkan tak mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Semoga kita bisa menghindari kesalahan penulisan surat lamaran seperti yang tertulis di atas.