Membentuk Teamwork dengan Pekerja Milenial
Generasi milenial kini sudah banyak yang memasuki dunia kerja. Tak jarang, dalam satu kantor atau perusahaan, lebih banyak generasi milenial dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, perbedaan generasi ini jangan sampai dijadikan alasan untuk tak bisa membentuk tim yang solid. Membangun hubungan komunikasi dengan generasi milenial tentunya membutuhkan waktu, dan berikut ini cara agar bisa membentuk teamwork dengan pekerja milenial.
1. Menjadi pribadi yang terbuka
Mungkin beberapa dari kita sudah tahu, bahwa pekerja muda, dalam hal ini pekerja milenial, tidak begitu suka dengan nasiha-nasihat yang membanjiri mereka, terutama jika mereka tidak meminta nasihatnya. Daripada memberi mereka nasihat, sebaiknya kita justru menjadi pribadi yang terbuka, dengan menceritakan pengalaman kita sendiri, dan bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman tersebut. Dengan begitu, pekerja milenial akan lebih tertarik, dan kita bisa lebih mudah menjalin komunikasi dengan mereka.
2. Memberi penjelasan yang to the point
Pekerja milenial lebih menyukai penjelasan yang singkat, jelas, dan padat. Mereka kurang menyukai penjelasan yang terlalu panjang dan bertele-tele. Karena itulah, saat memberikan tugas dalam sebuah tim, usahakan untuk memberikan penjelasan yang ringkas. Jangan ragu juga untuk bertanya pada mereka apakah mereka sudah benar-benar mengerti dengan penjelasan kita atau belum.
3. Beri masukan atau feedback positif
Selain menyukai penjelasan singkat, pekerja milenial juga menyukai masukan, terutama masukan positif. Pasalnya, pekerja milenial cenderung lebih ingin tahu kinerja mereka, apakah sudah baik atau bahkan belum memenuhi standar. Apa pun hasilnya, mereka ingin tahu bagaimana performa mereka. Untuk itu, kita harus bisa memberikan masukan, serta feedback positif atau kritik membangun, sehingga bisa membuat mereka termotivasi agar menjadi lebih baik lagi.
4. Hargai mereka
Kita sebagai orang yang lebih tua dibandingkan pekerja milenial, sebaiknya jangan memandang pekerja milenial sebelah mata, hanya karena mereka lebih muda dan masih belum banyak pengalaman. Bisa jadi, di luar usianya yang masih muda, mereka sudah memiliki banyak pengalaman dibanding kita. Kita harus bisa memasukkan mereka sebagai bagian dari tim, dan jangan ada perlakuan yang berbeda. Dengan begitu, mereka bisa belajar untuk berkembang, dan bisa membuat mereka berpeluang mendapatkan karier yang lebih baik.
5. Panggil mereka dengan nama
Meski kita berumur lebih tua, dan mereka lebih muda, tak ada salahnya jika kita memanggil mereka dengan nama, layaknya mereka seumuran dengan kita. Jangan karena merasa kita lebih tua, lalu kita bisa memanggil mereka seenaknya. Berhubungan dengan poin sebelumnya, jika kita mau dihargai oleh pekerja milenial, maka kita juga harus menghargai mereka. Dengan begitu, kita juga bisa lebih memahami mereka, dan bisa menjadi satu tim yang solid meski berbeda generasi.
Sudahkah kita melakukan kelima hal di atas agar bisa membentuk teamwork dengan pekerja milenial?