Bahasa Tubuh yang Menunjang Public Speaking

Tak hanya harus bisa berbicara dengan baik di muka publik, public speaking juga mewajibkan kita untuk memiliki bahasa tubuh yang baik agar pesan yang kita sampaikan bisa diterima oleh audiens. Tentunya, bahasa tubuh di sini bukan sembarang bahasa tubuh, melainkan bahasa tubuh yang memungkinkan kita untuk bisa menunjang materi yang sedang disampaikan, sehingga bisa dipahami penuh oleh audiens. Jadi, apa saja bahasa tubuh yang bisa menunjang public speaking?

1. Senyum

Bahasa tubuh yang pertama, jelas saja kita harus tersenyum. Senyum merupakan bahasa tubuh yang menunjukkan keramahan kita. Selain ramah, orang lain atau audiens juga akan merasa nyaman serta terus memperhatikan kita selama berbicara. Sebaliknya, public speaker yang kurang senyum akan membuat audiens kurang nyaman, dan ingin segera keluar dari tempat kita melakukan public speaking.

2. Memandang mata audiens

Setelah senyum, bahasa tubuh berikutnya yang tak kalah penting adalah memandang mata para audiens yang ada di hadapan kita. Memandang mata audiens berarti kita memang sedang ingin berbicara dengan mereka, dengan harapan kita juga akan diperhatikan oleh mereka. Bila menatap mata audiens saja kita sudah enggan, bagaimana audiens mau mendengarkan dan memperhatikan kita? Memandang mata audiens ini tak perlu lama, cukup sekitar 1-3 detik.

3. Sedikit berjalan

Selama melakukan public speaking, tak ada salahnya juga kita sedikit berjalan. Selain bisa membuat pembawaan kita jadi tak monoton, dengan berjalan ini perhatian audiens juga bisa dengan cepat kita dapatkan. Dengan sedikit berjalan, mereka akan berpikir dan bertanya-tanya, apa yang akan kita lakukan berikutnya. Meski memang hanya berada di satu tempat juga bukan menjadi masalah, namun dengan berjalan maka kita juga akan mendapatkan keuntungan darinya.

4. Membuka lengan

Harus diingat, selama melakukan public speaking, kita harus terus membuka lengan kita. Pasalnya, lengan yang terbuka menunjukkan keterbukaan kita pada orang lain. Jangan sampai kita menyilangkan tangan kita, karena itu artinya kita menutup diri atau justru menolak orang yang ada di depan kita, dan bisa jadi menunjukkan bahwa kita tak nyaman dengan para audiens.

5. Tetap tenang

Bahasa tubuh yang menunjang yang terakhir adalah tetap tenang. Jika kita tenang, maka kita bisa berbicara sesuai dengan tema yang kita bicarakan, dan tak melakukan gerakan tak perlu, yang justru bisa membuat audiens salah paham. Bersikap tenang juga bisa membuat pikiran kita lebih tenang, sehingga apa yang sudah kita persiapkan sebelumnya masih tetap ‘menempel’ di kepala kita.

Itulah bahasa tubuh yang menunjang public speaking kita. Sudahkah kita melakukannya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *