Pentingnya Ownership dalam Bekerja

Dalam melakukan pekerjaan, karyawan bisa dibilang terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe yang memang bekerja karena disuruh oleh atasannya, dan tipe satunya lagi adalah karyawan yang bekerja penuh inisiatif tanpa perlu disuruh. Tipe karyawan yang bekerja penuh inisiatif ini disebut memiliki ownership dalam bekerja. Ownership di sini maksudnya bukan dia yang memiliki perusahaan, namun dia merasa memiliki perusahaan tempat dia bekerja, sehingga dia akan berusaha semaksimal mungkin agar perusahaannya bisa makin maju.

Agar visi dan misi perusahaan dapat terpenuhi dan terlaksana, penting kiranya setiap karyawan menanamkan mindset ownership ini. Bukan hanya berdampak positif pada perusahaan yang bisa makin maju, ownership pada karyawan ini juga bisa berdampak positif pada diri mereka sendiri. Dampak positifnya antara lain adalah bisa lebih fokus dalam bekerja, menghilangkan beban dalam bekerja karena mereka bekerja secara sukarela tanpa disuruh, sampai meningkatkan rasa tanggung jawab untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Sayangnya, meski sudah terbukti berdampak positif, namun untuk menumbuhkan ownership ke setiap karyawan bisa dibilang cukup sulit, apalagi jika karyawan tersebut lebih terbiasa bekerja karena disuruh, bukan karena inisiatif. Tapi, menumbuhkan ownership ke setiap karyawan ini bukanlah hal yang mustahil. Caranya antara lain bisa dengan membentuk hubungan emosional yang baik dengan sesama karyawan, atau membina hubungan kekeluargaan dengan sesama karyawan atau bahkan dengan atasan.

Bila hubungan antara sesama karyawan atau antara karyawan dan atasan sudah makin terjalin, maka mereka akan nyaman dalam bekerja, sehingga mereka bekerja lebih optimal. Selain itu, karena rasa kekeluargaan sudah tumbuh, otomatis rasa memiliki atau ownership juga akan tumbuh. Umumnua, ownership ini dimilili oleh karyawan yang memang sudah bekerja sejak awal perusahaan itu berdiri. Dengan kata lain, semakin lama karyawan bekerja, maka rasa ownership-nya juga akan semakin tinggi.

Nah, sekarang pertanyaannya, sudahkah kita memiliki ownership dalam bekerja selama ini? Jika belum, bisa jadi kita bekerja karena terpaksa, bukan tulus dan ikhlas dari hati. Semoga kita semua mampu menumbuhkan ownership dalam bekerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *