Mengenali Hot Button ‘Membaca Pikiran’ dalam Berkomunikasi

Berkomunikasi secara efektif itu ada seninya. Kita tidak bisa sekadar berbicara dan mengharapkan orang lain tertarik dan memahami apa yang dimaksudkan. Diperlukan kiat-kiat tertentu untuk membuat orang mau mendengar dan pada akhirnya menuruti apa yang kita katakan.

Salah satu dari kiat berkomunikasi secara efektif adalah memahami hot button. Dengan mengetahui hot button ‘tombol panas’ kita bisa dengan lebih mudah melakukan komunikasi dengan orang lain. Lantas pertanyaannya kini adalah apa itu hot button? Apa manfaatnya? Dan bagaimana cara mengetahui hot button dari tiap orang?

Apa itu hot button dan apa manfaatnya?

“Hot button” atau “tombol panas” merupakan istilah yang digunakan untuk menandai hal-hal yang membangkitkan, memadamkan minat seseorang, atau mengakibatkan penolakan dari pihak yang kita ajak bicara.

Dapat dikatakan bahwa ini adalah semacam tombol penentu untuk masuk ke pikiran seseorang. Apabila kita menekan tombol yang tepat maka komunikasi akan berjalan efektif. Jika hal sebaliknya terjadi maka besar kemungkinan kita akan mengalami kesulitan dalam mengirim pesan yang diinginkan.

Mengenal konsep hot button akan membantu kita untuk berkomunikasi secara efektif. Dengan hal ini komunikasi akan berjalan lebih tepat sasaran. Usahakan untuk memulai pembicaraan dengan menekan tombol minat yang membangkitkan gairah mendengar.

Sebaliknya hindari mengangkat tema sensitif yang memicu penolakan seperti misalnya berkomentar negatif tentang seorang tokoh. Karena meski tokoh tersebut kontroversial bisa saja beliau adalah idola untuk lawan bicara kita. Mengatakan hal yang sensitif akan membuatnya tidak tertarik mendengar hal yang akan dibicarakan.

Bagaimana cara memahaminya?

Cara paling efektif ketika ingin mengetahui hot button adalah orang lain adalah dengan melakukan observasi dan mencermati. Ketika akan memberikan arahan misalnya ajukan pertanyaan untuk memancing informasi.

Dari sana kita baru bisa melanjutkan arahan dengan konteks yang lawan bicara senangi. Hal ini pun bertujuan untuk mencuri perhatian agar lawan bicara mengikuti terus arus pembicaraan kita.

Sebab terkadang sekalipun lawan bicara seolah sedang mendengar, fakta tersebut tidak selamanya benar. Fenomena ini biasa disebut dengan Teori Gunung Es di mana apa yang tampak dari permukaan hanyalah 10%. Sementara 90% lainnya (Biasanya berkaitan dengan perasaan, keinginan, dan keyakinan) bersifat tersembunyi dan harus dicari tahu sendiri.

Untuk itu penting mencari hot button. Karena biasanya 90% dari hal yang tersembunyi akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap sesuatu. Jika mereka merasa klik responnya akan positif. Sebaliknya kalau mereka tidak menyukai komunikasi pun akan terganggu.

Strategi komunikasi lainnya, bisa Anda baca lebih lanjut di buku berjudul Effective Leadership Communication karya Dasep Suryanto yang bisa didapat di toko buku terdekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *