Mau Jadi Pemimpin yang Efektif? Mulailah Lakukan Ini

Dasepsuryanto.com – Kepemimpinan bukan hanya tentang memerintah, tapi tentang mengarahkan tim menuju tujuan bersama.

Sayangnya, banyak pebisnis yang tidak peduli tentang bagaimana cara mengelola orang atau karyawannya. Mereka lebih tertarik untuk menciptakan produk/layanan yang luar biasa, menemukan peluang besar, dan bertemu klien.

Beberapa keterampilan kepemimpinan, seperti yang disebutkan oleh banyak penulis, adalah bawaan. Namun, tidak semuanya mampu mengelola orang secara efekif.

Padahal, pemimpin yang baik adalah mereka yang mengidentifikasi bahwa mereka memiliki seperangkat keterampilan dasar yang diperlukan, untuk memimpin sekelompok orang menuju tujuan bersama.

Nah, terkait hal ini, berikut beberapa langkah untuk berubah dari menjadi pemimpin yang baik, menjadi pemimpin yang hebat dan efektif.

Langkah menuju Kepemimpinan yang Efektif

Kenali tim Anda
Bagaimana Anda bisa berpikir untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, jika Anda bahkan tidak mau repot-repot mengenal tim Anda?

Dan sebelum Anda dapat menemukan cara terbaik untuk berbicara dengan mereka, Anda harus benar-benar mengenal mereka, karena setiap orang unik dalam aspek pribadi dan profesional.

Oleh karena itu, luangkan waktu Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang siapa anggota tim Anda, apa minat mereka, apa bakat mereka, dll.

Salah satu hal yang membedakan seorang pemimpin biasa dari pemimpin yang hebat, adalah kemampuan untuk peduli dengan orang-orangnya dan menjaga mereka.

Memimpin dengan memberi contoh
Banyak sekali pemimpin yang lebih suka memerintah sesuai dengan apa yang mereka katakan, bukan seperti yang mereka lakukan.

Entah mereka melakukannya dengan sengaja atau tidak, namun itu sangat berbahaya bagi reputasi mereka sebagai seorang pemimpin.

Yang pasti, Pemimpin yang efektif akan mempromosikan lingkungan kerja kolaboratif, di mana orang bebas untuk membuat saran, mengusulkan perbaikan, dll.

Pemimpin yang paling efektif bukanlah pemimpin yang mengendalikan orang untuk membuat mereka melakukan apa yang mereka inginkan, namun seseorang yang mampu berkomunikasi dengan anggota tim, memberi tahu semua pilihan yang tersedia, dan membuat semua orang di dalam tim merasa terlibat.

Tidak bertele-tele
Dalam kehidupan pribadi Anda, mana yang lebih Anda suka? Orang yang mengatakan hal-hal subjektif secara langsung, atau orang yang bertele-tele?

Dalam buku “Radical Candor“, Kim Scott mengatakan bahwa:

“Radical Candor adalah mengatakan apa yang Anda pikirkan, sambil juga peduli dengan orang yang Anda ajak bicara.”

Dengan kata lain, itu berarti langsung ke pokok permasalahan (bahkan kritik), sambil memperhatikan perasaan orang lain.

Ada garis yang sangat tipis yang memisahkan kejujuran dari kekasaran. Pemimpin yang efektif tidak pernah melampaui garis itu.

Ingat, bersikap lugas dan tulus, tidak sama dengan bersikap kasar. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus siap untuk memberi tahu orang-orang secara langsung apa pendapat Anda tentang pekerjaan mereka.

Tujuannya agar mereka dapat merasa diakui, atau tahu bagian apa yang mereka harus tingkatkan.

Dengan mengadopsi aturan manajemen ini, Anda akan menerapkan budaya yang memungkinkan orang untuk mengungkapkan pikiran mereka secara bebas, dan berbagi pemikiran tentang tindakan rekan kerja mereka tanpa rasa takut.

Pentingnya Komunikasi dalam Kepemimpinan

Komunikasi dengan tim
Kepemimpinan adalah tentang komunikasi. Jika Anda berada dalam posisi memimpin sekelompok orang, Anda harus tahu bahwa untuk dihormati sebagai seorang pemimpin, Anda harus bekerja untuk mengembangkan rasa saling pengertian dan memercayai.

Orang-orang Anda harus mempercayai dan memahami Anda seperti halnya Anda melakukannya. Namun, untuk melakukan itu, para pemimpin harus belajar bagaimana bisa terhubung dengan anggota timnya.

Penelitian menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang manusiawi dan efektif, harus berbelas kasih, positif, rendah hati, dan berempati terhadap perasaan anggota tim mereka.

Para pemimpin terbaik mampu membangun hubungan pribadi yang tulus dengan rekan satu tim mereka.

Nantinya, setelah ikatan tercipta, kepercayaan yang diperlukan untuk membangun budaya yang kuat dapat terwujud.

Mau mendengarkan tim Anda
Masih tentang komunikasi, ini adalah jalan dua arah. Inilah termasuk kerelaan Anda untuk mendengarkan tim.

Sebagai pemimpin, Anda harus menghargai setiap umpan balik yang Anda dapatkan, dari anggota tim dan rekan profesional lainnya.

Ini karena melihat sesuatu dari sudut pandang Anda sendiri, tidak cukup untuk benar-benar melihat segala sesuatu sebagaimana adanya.

Sementara untuk berbicara dengan orang lain, sering kali memperluas wawasan dan memberi perspektif yang diperlukan, untuk menjelajahi area yang perlu ditingkatkan.

Ditulis oleh Admin. Sumber artikel: Pipefy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *