Ingin Resign? Kapan Waktu yang Tepat?
DasepSuryanto.com – Sahabat Anna yang bekerja sebagai SPG bertanya, “Saat mau resign, bagaimana cara membedakan keinginan sesaat seperti malas, menyerah, putus asa, dengan tekad untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik? Supaya tidak menyesal nantinya.”
Pertanyaan yang bijaksana dari sahabat Anna. Melamar pekerjaan bagi karyawan yang sedang bekerja merupakan langkah professional untuk mengetahui nilai dirinya di luar sana. Setidaknya tiga tahun sekali, tidak ada salahnya kita melakukan hal tersebut untuk melihat “nilai” kita di pasar tenaga kerja.
Lihat dalam 3 tahun apakah ada challenge baru, perbaikan income, atau hal lain? Jika tidak ada, sudah sepantasnya mencoba “menjual diri”. Namun ingat, kualitas dan semangat bekerja di tempat bekerja sekarang harus tetap baik. Tidak boleh menurun.
Umumnya karyawan resign saat kinerja menurun, lagi sakit hati, lagi banyak masalah. Hindari hal ini dilakukan. Ketika kinerja buruk, ada masalah, selesaikan dulu. Benahi dulu, perbaiki semaksimal mungkin, jadilah kembali bersinar.
Prinsipnya, jangan “menjual diri” ketika dalam kondisi kinerja yang sedang buruk karena hal tersebut akan menurunkan nilai diri anda.
Kembali ke pertanyaannya, Bagaimana membedakan alasan resign, karena menyerah atau memang mau mencari tantangan yang baru? Jawabannya jika resign dalam kondisi kinerja sedang buruk artinya anda menyerah, dan sebaliknya, jika anda resign dalam kondisi sedang baik, maka anda sedang mencari pekerjaan yang lebih menantang….
Satu lagi yang perlu dicamkan. Lakukan interview kerja saat anda tidak butuh kerjaan. Harga anda mahal. Sebaliknya kalau anda menjual diri dalam kondisi susah dan banyak masalah, anda akan jual murah.
Salam indahnya berbagi….