Pemimpin Bijak Harus Hindari Hal Ini
DasepSuryanto.Com – Menjadi pemimpin bijak memang tidak semudah kedengarannya. Namun, bukan berarti hal itu mustahil dilakukan.
Sebagai seorang pemimpin, harus bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, demi mewujudkan tujuan bersama dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dikutip dari Hamistergroup.com, berikut ini adalah beberapa kesalahan yang harus dihindari agar bisa menjadi pemimpin yang bijaksana.
1. Mengambil keputusan saat sedang emosi
Mengambil keputusan berdasarkan emosi semata merupakan satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Pasalnya, saat sedang emosi, pikiran tidak dalam keadaan tenang dan dingin, sehingga membuat pengambilan keputusan jadi kurang bijak.
Akibatnya, keputusan yang diambil bisa jadi merugikan banyak pihak, termasuk diri sendiri, karena akan dianggap kurang cocok menjadi seorang pemimpin. Belajarlah untuk mengatur emosi, sehingga emosi tak meluap-luap, dan pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan kepala dingin.
2. Mendiskriminasi
Mendiskriminasi atau membeda-bedakan bawahan dari latar belakangnya, entah itu sukunya atau agamanya, hanya akan mengakibatkan hal buruk.
Salah satu yang paling berdampak adalah pemimpin itu akan kehilangan respek dari bawahannya. Seorang pemimpin harus menyadari, bahwa kita semua ini berasal dari latar belakang yang berbeda.
Bukannya mempermasalahkan itu, seorang pemimpin harusnya bisa lebih bijak menerima perbedaan itu, dan memikirkan bagaimana caranya agar perbedaan itu justru bisa disatukan.
Bila tak bisa menyatukannya, maka tentunya tak ada kerja sama yang baik daalam organisasi atau perusahaan yang dipimpin pemimpin tersebut.
3. Berpikir belakangan
Seorang pemimpin yang lebih mendahulukan reaksi daripada berpikir atau mencari fakta tentang apa yang diketahuinya bukanlah seorang pemimpin yang bijak.
Pemimpin yang seperti ini akan mudah berubah pikiran atau mudah mengganti keputusannya, sehingga tak memiliki pendirian.
Poin yang satu ini sebenarnya masih berkaitan dengan poin pertama. Seorang pemimpin harus bisa mengontrol emosinya, sehingga pengambilan keputusannya bisa dilakukan dengan baik, dan tidak salah dalam mengambil keputusan, yang berdampak buruk pada diri sendiri dan orang lain.
4. Melakukan hal yang percuma berulang-ulang
Pemimpin yang bijak tahu kapan dia harus mengganti cara kerjanya untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Sebaliknya, pemimpin yang kurang bijak akan selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang, namun mengharapkan hasil yang berbeda.
Selain hasilnya kurang baik, hal itu juga akan membuang waktu dan justru akan melakukan kesalahan yang sama.
Pemimpin yang baik dan bijak haruslah memandang dari berbagai perspektif, dan kemudian menentukan mana cara yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah.
5. Baru menganggap diri sebagai pemimpin jika sudah menjabat
Ada beberapa orang yang menganggap dirinya sebagai seorang pemimpin, hanya karena dia sudah menjabat sebagai seorang manajer. Padahal, kenyataannya bukan demikian. Jabatan bukan ukuran apakah dia menjadi pemimpin atau bukan.
Nyatanya, banyak juga orang yang berjabatan tinggi namun kurang cocok menjadi seorang pemimpin.
Sebaliknya, justru ada orang yang pantas menjadi pemimpin meskipun jabatannya bukan seorang manajer.
Menjadi seorang pemimpin artinya dia bisa membimbing orang lain untuk menuju kesuksesan, dan pantas untuk dijadikan panutan serta dihormati oleh bawahannya.
Semoga kesalahan di atas tak pernah dilakukan oleh pemimpin mana pun.